Senin, 03 November 2008

Lapak Penjual Batik Kaki Lima/ Reseller batik

Namun, perdagangan batik dalam negeri saat ini mulai digerogoti "batik" China. Meskipun karakteristiknya berbeda dengan batik Indonesia, "batik" China yang diperdagangkan sekitar tiga tahun lalu, antara lain di Pasar Tanah Abang, ternyata juga menarik perhatian. Jika dibiarkan, tidak mustahil usaha batik Nusantara melemah.
Situs http://www.depperin.go.id/ menyebutkan, nilai "batik" China yang masuk Indonesia sejak awal 2008 mencapai Rp 290 miliar. Tahun 2006, nilai produksi batik nasional mencapai Rp 2,9 triliun. Dari jumlah itu, 10 persen terdistorsi "batik" China. Ini menunjukkan "batik" China bukanlah ancaman kosong, apalagi batik bukan hanya milik Indonesia. Sejumlah negara, seperti India, Bangladesh, Srilanka, Jepang, Thailand hingga Amerika pun mengembangkan batik.
"Impor batik harus dikurangi.Berikan proteksi pada batik kita," ungkap Hasan Basri, pengusaha busana yang juga Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia(APPSI) DKI Jakarta, Selasa (9/9/08) Sumber: Kompas, 29 September 2008
However, the trade of batik in the country at this country at this time reduced start"batik" of China. Altlthough the characteristics vary with the Indonesian batik, "batik" China sold about three years ago, among athers, in the Tanah Abang Market, in Jakarta, in Indonesia, it also attracts attention. If left, is not impossible Nusantara betik industry weakened. Site www.depperin.go.id mentioned, the value of "batik" China entered Indonesia since early 2008 reached Rp 290 billion. In 2006, production value of national batik reached Rp 2,9 trillion. Of this total, 10 percent volume is China "batik" product. This shows the "batik" China is not an emty threat, especially batik not only belong to Indonesia. Some countries, like India, Bangladesh, Sri lanka, Japan, Thailand to the United States also batik. "Impor batik harus dikurangi. Berikan proteksi pada batik kita," said Hasan Basri, the clothing that also the Chairman of the Board Chairperson of the Association of Regional Market All Indonesia Traders (APPSI), Jakarta, on Tuesday (9/9/08)
Source: Kompas, September 29, 2008

Tidak ada komentar: